Direktur Rois Shuryah Jombang: Bangga dengan Kiai Imad dan Kiai Nur Ikhyah

oleh -369 views

JOMBANG, KN– Tesis Kiai Imaduddin Al Bantani membuka mata kita semua bahwa ada yang salah dalam mensu’udhoni Nasab Ba’alawi sebab ternyata menurut Kiai Imad, Nasab Ba’alawi itu terputus dengan Baginda Nabi Muhammad, Rasulullah SAW. Padahal beberapa Habaib telah gembar – gembor menyatakan bahwa dirinya adalah cucu Nabi Muhammad SAW. Terang saja Tesis yang membatalkan Nasab Ba’alawi ini menjadi perhatian sampai Ulama se-Dunia.

Hal tersebut juga menjadi perhatian serius bagi H Muhtazuddin, SH, Direktur Lembaga Pendidikan Roudlotus Shofiyyah Al Mashuriyah (Rois Shuryah), di Jombang, Jawa Timur. Ia mengaku sangat bangga dengan ketegasan dan keberanian Kiai Imaduddin,
“Saya benar-benar salut dan bangga dengan keberanian Kiai Imad, beliau benar-benar Kiai hebat berani berkata apa adanya meski banyak yang menentang. Bahkan, beliau sampai dipecat dari Pengurus PWNU Jawa Barat. Beliau adalah Kiai yang punya nyali, tidak rela bangsanya dijajah dengan cara apapun,” kata Muhtazuddin, yang akrab disapa Cak Muh, ketika ditemui KN di Kantor Yayasan Rois Shuryah.

Cak Muh nomor tiga dari kiri ketika acara di Bilbing Malang

Lelaki yang juga mantan Pengurus GP Ansor Kabupaten Jombang ini mengaku tidak kenal dengan Kiai Imad, cuman tidak jarang ia melihat pidato Kiai Imad di YouTube, ”Saya tidak kenal dengan beliau. Tetapi saya aktif mengikuti ceramah atau pidato beliau di Youtube, bagaimana beliau menjelaskan dan mengajak kita semua menjaga kesucian Nasab Baginda Rasululloh, beliau juga mengajak *Klan* Habaib atau kaum Ba’ alawi mensudahi kurafat – kurafatnya, Sekali lagi beliau mengajak kita semua agar mau bergerak menjaga kesucian Nasab Baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Maka dari itu, perlu kita dukung agar tidak ada orang seenaknya mengatakan cucu Nabi,” katanya lagi.

Terkait Nasab Ba’ alawi, Tambahnya, Kiai Imad mengatakan terputus dengan Baginda Nabi, “Kita bisa mendapat penjelasan dari Kiai Imad bisa melalui bukunya. Penjelasan Beliau sangat tegas dan gamblang. Ditambah lagi ada dawuh Mbah Hasyim Asyari, pendiri NU, mengatakan barangsiapa mengaku dan mengatakan bahwa dirinya dimi’rojkan ke sidrotul muntaha maka dia kafir. “ tambahnya menirukan KH Imaduddin Utsman al-Bantani.

Selain mengagumi keberanian Kiai Imad, dia juga kagum dengan Kanjeng Raden Tumengung Kiai Haji Nur Ikhyak Hadinegoro, bangsawan asli Jawa atau yang akrab KRT KH. Nur Ikhyak Hadinegoro, beliau tegas mengingatkan para Habaib yang berbicara ngawur, “Kang Mas Muhdlor bicara percaya diri tapi salah, oke lah Kang Mas Mudlor sesat lah sendiri jangan mengikutkan santri panjenengan, jamaah panjenengan,” kata Cak Muh menirukan Kiai Nur Ikhyah.

Kiai Musta’in Syafi’i, Mundir Pondok Pesantren Tebuireng juga diingatkan oleh Kiai Nur Ikhyak. Kiai Mustain Syafi’I, mengatakan bahwa, Hadratus Syech Hasyim Asy’ari sebagai Peletak batu pertama Kemerdekaan oleh wartawan Timur Tengah yang mewawancarai khusus kepada beliau, kerena beliau di Makkah itu berinteraksi dengan pejuang hebat utamanya, dari nyaman termasuk Syech Chotib Zaini Dahlan.

Menurut KRT KH. Nur Ikhyak Hadinegoro, Kiai Mustain Syafi’i perlu belajar lagi, karena kiai Mbah Hasyim Asy’ari ke Makkah Sayyid Achmad Bin Zaini Dahlan sudah wafat, “Datangnya Hadratus Syech Kiai Hasyim Asy’ari Itu tahun 1893, Sayyid Achman Bin Zaini Dahlan wafat 1886, kok bisa dikatakan oleh beliau Kiai Mustain bertemu itu bagaimana?, “ tiru Cak Muh, seperti dikatakan Kiai Nur Ikhyak.

Dijelaskan, “Kiai Mustain itu masih perlu belajar lagi, kenapa?, masih belum bisa membedakan mana itu Sayyid, Syarif ataupun Habib. Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan itu lahirnya di Makkah, wafatnya di Madinah, beliau wafat tahun 1886 Masehi. Hadratus Syech Kiai Hasyim Asyari datang di Makkah itu tahun 1893 Masehi, kalau 1892 itu pas berangkat haji, tinggal beberapa bulasi 6 – 7 bulan, lalu kembali lagi ke Makkah melanjutkan studi di Makkah. beliau datang di Makkah itu, Sayyid Achman Bin Zaini Dahlan sudah wafat,” tirunya lagi. (rani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.