Partai Gerindra pelajari Resolusi Jihad sampai Mabadi Khaira Ummah

oleh -1,344 views
Sekjen Partai Gerindra saat resmikan Kantor DPC Jombang

JOMBANG, KN – Ada yang istimewa pada hari Jumat tanggal 22 Oktober 2021 yang bertepatan dengan hari santri di Kabupaten Jombang. Paling tidak itu terlihat pada acara peresmian Kantor DPC Partai Gerindra Kabupaten Jombang. Tidak kurang 10 Anggota DPR RI hadir dalam acara tersebut antara lain, Ahmad Muzani, Prasetyo Hadi, Sugiono, Moreno Suprapto, Sumail Abdullah, Haekal, Rahmad Muhajirin, Imron Amin dan Bimantoro Wiyono, H. Bambang Haryo (Dewan Pakar DPP Gerindra). Dari Anggota DPRD Jawa Timur di Pimpin langsung oleh Ketua DPD Partai Gerindra, H. Anwar Sadad, antara lain, Alfis, Halim, Imam Ma’ruf, Hidayat, Dediyan Sjah dan bersama sekitar 40 orang dalam rombongan tersebut juga termasuk Pengurus Partai Gerindra.

Ini barangkali sejarah peresmian Kantor DPC Partai yang dihadiri paling banyak anggota DPR RI, anggota DPRD Jatim dan anggota DPRD Jombang serta puluhan Pengurus Partai Gerindra dari DPP, DPD hingga DPC. Acara pengguntingan pita sebagai tanda dibukanya Kantor Dewan Pimpinan Cabang Partai Gerakan Indonesia Raya Kabupaten Jombang Jalan Laksda Adi Sucipto No. 23, Desa Sambong Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang berjalan dengan suasana khidmat dan lancar.

Anggota DPR RI dan DPRD Jatim memang mengutamakan hadir di Jombang. Namun mereka tidak hanya menghadiri acara peresmian Kantor DPC Partai Gerindra, Akan tetapi juga ada agenda kegiatan rombongan yaitu, melakukan ziarah ke makam KH. Hasyim Asy’ari di Pesantren Tebuireng Jombang, kemudian salah Jumat di Desa Mojokrapak tepatnya di Pesantren Madinatul Qur’an yang di asuh oleh H. Warsubi salah seorang yang memberi fasilitas Kantor untuk Partai Gerindra di Jombang.

Partai Gerindra memang memiliki perhatian khusus terhadap gerakan resolusi jihad yang pernah dicanangkan oleh pendiri Nahdlatul Ulama KH. Hasyim Asy’ari, “Rupanya ada keseriusan dari Pengurus DPP untuk mempelajari gerakan resolusi jihad yang pernah dikumandangkan oleh Hadratussyeh KH. Hasyim Asy’ari, apalagi saat ini bertepatan peringatan hari santri, tepat sekali jika banyak anggota DPR RI dan DPRD Jatim bersama pengurus DPP hadir ke Jombang, istilah santrinya ngalap barokah pada pendiri NU, “kata KH. Imron Rosjadi, Pengasuh Pondok Pesantren Al Mimbar Sambong Jombang.

Dijelaskan, DPC Partai Gerindra Jombang juga serius berjuang membesarkan Partai dengan cara mengandeng semua pihak untuk bahu-membahu membesarkan Gerindra, “Dalam membesarkan Partai Gerindra di Jombang, kita juga mengambil teladan atau semangat Resolusi Jihad yakni, memperkuat persatuan dalam kepengurusan, mengumpulkan energi pendanaan berbasis ikhlas atau sabilillah, menggerakkan potensi para ustad dan ustadzah disemua tingkatan dan terakhir membentuk satu komando dalam gerakan, ini antara lain semangat resolusi jihad yang kita contoh,”jelas Kiai yang juga Ketua Dewan Penasehat Partai Gerindra Kabupaten Jombang.

Imron Rosjadi, lalu mencerikan latarbelakang lahirnya Resolusi Jihad, berdasarkan fakta sejarah, Tentara Sekutu dan NICA (The Nederlands East Indies Civil Adminstration) Pemerintah India Belanda yang dibentuk di Australia (1944) ingin menduduki kembali Indonesia, maka KH. Hasyim Asy’ari mengumpulkan kekuatan NU dari berbagai daerah, di Kantor PBNU Bubutan Surabaya, pada 21-22 Oktober 1945 pertemuan tersebut mampun mengumandangkan resolusi jihad fii sabilillah.

“Dengan semangat nasionalisme yang membara untuk mempertahankan Tanah Air Indonesia  didorong pula oleh semangat Jihad fisabilillah, Resolusi Jihad ini kemudian bergema kemana-mana terutama di Surabaya. Pondok pondok pesantren saat itu berubah menjadi markas Hisbullah dan Sabilillah,” tutur Kiai Imron disela sela acara peresmian Kantor DPC.

Sementara itu, H. Abdul Wahab, MM, akbar disapa Gus Wahab, cucu KH Abdul Wahab Chasbullah, Pendiri NU dari Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang, ditempat yang sama juga menjelaskan mengenai gerakan NU, sehingga NU menjadi besar seperti sekarang ini. Menurutnya, sejak Nahdlatul Ulama kembali menjadi Jamiyah Diniyah (Organisasi Keagamaan) dan Jamiyah Ijtimaiyah (Organisasi Kemasyarakatan), Nilai dasar perjuangan NU yang menjadi pedoman berfikir, bersikap, berprilaku dalam kehidupan sehari-hari adalah ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah. Hal ini telah dirumuskan dalam Khitthah Nahdliyah.

“Dengan prinsip Khittah Nahdliyah warga NU dapat menjadi pelopor Gerakan Mabadi Khaira Ummah, yakni pembentukan umat terbaik, gerakan ini digelorakan pada tahun 1935, disempurnakan pada Munas Alim Ulama di Bandar Lampung pada tahun 1992. Tepat sekali jika Partai Gerindra mempelajari Resolusi Jihad dan Mabadi Khaira Ummah, “kata Gus Wahab, cucu Kiai Abdul Wahab Chasbullah.

Dijelaskan lagi, bahwa pada gerakan Mabadi Khaira Ummah yang dimotori NU ada lima butir yang harus diamalkan, “Ada As Shidqu, artinya  jujur, kesungguhan dan keterbukaan. Al Amanah wal Wafa Bil’ahdi artinya, dapat dipercaya, setia dan menepati janji. Al ‘Adalah, artinya, adil, tidak memihak dan taat asas. At Ta’wun, artinya mau tolong menolong dan terakhir Al Istiqomah, adanya sikap kepatuhan terhadap keputusan organisasi,”jelas Gus Wahab lagi. (mu)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.